Kamis, 23 Februari 2012

Muhasabah (Renungan Seorang Hamba Allah)

Yaa Allah,

perkenankanlah hamba berserah diri,
sepenuh hati,
hanya kepada-Mu, Yaa Robbi.
Waktu demi waktu melaju.
Hari demi hari berganti.
Umur hamba bertambah, tetapi sejatinya berkurang,
karena pintu liang lahat semakin dekat,
dan siap membuka setiap saat.

 

Yaa Allah,

izinkan hamba menghadap-Mu dengan segenap harap.
Tak lain karena hamba dhoif, banyak salah, dan dosa.
Kesalahan telah membuat nurani hamba beku,
karena hamba sering melalaikan suruhan-Mu.
Dosa-dosa telah menjadikan hati hamba layu,
karena mudahnya hamba melanggar larangan-Mu.
Sebenarnya, dengan itu semua,
hamba malu menemui-Mu,
tak sanggup bersimpuh, menengadahkan tangan,
dan berdoa menghiba.

Tetapi, Yaa Allah, Yaa Ghoffaar.

Jika bukan mengadu dan memohon kepada-Mu,
kepada siapa lagi hamba harus berpaling.
Sebab, hamba bersaksi:
Tiada kekuasaan melampaui Kekuasaan-Mu.
Tak ada keadilan melebihi Keadilan-Mu.

Tiada kasih-sayang mengatasi Kasih-Sayang-Mu.

Sungguh,
jangan biarkan hamba tertinggal di pojok gelap sejarah,
jangan biarkan hamba terpuruk di sudut kelabu putus asa.
Maka, terimalah hamba,
menghadap, menghiba, dan meminta kepada-Mu.
Engkau sajalah yang mudah memaafkan,
ringan mengampuni,
dan enteng mengabulkan doa.

Yaa Allah, Yaa ‘Aliim.

Hamba pernah merasakan jika dikepung kegelapan
yang teramat pekat.
Tetapi, pastilah kegelapannya
tak akan melebihi gelapnya alam kubur dari mereka
yang tak pernah bersyukur kepada-Mu,
dan apalagi dari mereka yang mengingkari-Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...